Selasa, 02 Juni 2009

PENDEKATAN ELEGAN PERUSAHAAN, MANAGER DAN KARYAWAN DALAM PENGUATAN DAYA SAING BISNIS


Makna terpenting tentang globalisasi adalah hampir tidak dibatasinya interaksi kehidupan antarmanusia, antarmasyarakat dan antarbangsa di dunia. Dengan mudahnya setiap entitas ekonomi, sosial, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi berinteraksi dalam tempo yang relatif singkat. Disitu tidak mudah dihindari terjadinya saling mempengaruhi dan bahkan saling bersinergis antarunsur bisnis. Di sisi lain akibat logisnya adalah munculnya persaingan bisnis. Ubahan di satu sisi akan mempengaruhi sisi lain, termasuk di suatu perusahaan. Berbagai kemungkinan ubahan yang terjadi, khususnya pada perusahaan-perusahaan besar akan meliputi begitu banyaknya faktor seperti dalam hal karyawan, manajer, dan jejaring bisnis.

Dari sisi karyawan, jumlah karyawan, termasuk di jajaran manajemen, kemungkinannya akan semakin berkurang dengan semakin banyaknya teknologi pengganti manusia yang digunakan dan diterapkannya pola kemitraan kerja diantara karyawan yang semakin efisien. Begitu pula intervensi karyawan secara fisik dalam menghadapi pelanggan semakin berkurang karena semakin baiknya akses pelanggan terhadap kebutuhan yang diminta lewat alat teknologi informasi. Bagaimana dengan peran manajer?

Peran para manajer semakin otonom pada fungsi pendukung, membantu staf dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, pengembangan staf dan membimbing mereka. Para manajer menempatkan posisi karyawannya sebagai mitra kerja ketimbang sebagai bawahan; karyawan dilibatkan dalam perencanaan bisnis, pengembangan gagasan, dan pengendalian mutu produk; jadi tidak ada istilah otoriter pada diri manajer.

Sementara itu jejaring interaksi bisnis antara perusahaan dan asosiasi pelanggan semakin unik dan intensif serta terbuka, khususnya dalam mengembangkan manajemen produk bermutu sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Konsentrasi perusahaan pada berbagai bentuk produk kemungkinan berubah ke bentuk spesialisasi produk dimana aliran suplai ke konsumen dipandang lebih potensial.

Gambaran perubahan dalam hal dimensi karyawan dan manajer serta jejaring bisnis di atas mengandung makna perusahaan membutuhkan kepemimpinan stratejik yang tidak saja menguasai aspek tehnik manajemen tetapi juga yang menguasai aspek humaniora dan politik serta berkemampuan membangun jejaring bisnis internasional. Kepemimpinan yang berorientasi masa depan atau visioner. Siap dengan segala resiko bisnis dalam menghadapi lingkungan global yang tidak pasti.

Semakin dituntutnya etika bisnis, perusahaan yang berhasil pada era global ini adalah mereka yang siap menghadapi persaingan namun tanpa berniat mematikan perusahaan lain atau elegan. Perusahaan akan menghindari dan tidak mendorong terjadinya persaingan brutal dengan perusahaan lain. Yang terpenting adalah mampu menghilangkan dan menghindari semua faktor pengganggu, menambah faktor yang sesuai dengan standar dan menjadi pionir dalam menciptakan keunggulan atau tampil beda dibanding dengan perusahaan lain. “Menghantam” perusahaan pesaing bukan zamannya lagi. Yang jauh lebih penting bagaimana tiap perusahaan melakukan pembenahan ke dalam atau semacam memperkuat keunikan kompetensi bisnis sebagi unsur keunggulan kompetitif.

Karena itulah perusahaan-perusahaan di Indonesia yang sementara ini masih berada pada derajad persaingan yang rendah, harus memiliki kemampuan inovatif di berbagai bidang, antara lain: menerapkan kompetensi utama yang memiliki keunikan dan keunggulan serta tampil beda dibanding perusahaan lainnya; mengidentifikasi produk atau jasa yang paling dibutuhkan oleh pelanggan; mengidentifikasi dan mengembangkan metode pelayanan yang baru pada pelanggan; melakukan perbaikan dan menciptakan produk dan jasa yang dipasarkan; mengidentifikasi, membuat daya tarik dan memelihara pelanggan internal dan eksternal secara lebih efektif dengan membangun hubungan dengan pelanggan lebih kuat lagi; meningkatkan efisiensi produksi dengan resiko bisnis yang minimum; menerapkan sistem remunerasi yang menstimuli karyawan bekerja secara lebih produktif termasuk peluang karir; dan mengembangkan model pelatihan dan pengembangan sumberdaya manusia baik dalam hal pengembangan pengetahuan dan keterampilan maupun sikap (kecerdasan emosional dan spiritual).

0 komentar:


Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Wedding Gowns. Powered by Blogger